• Enter Slide 1 Title Here

  • Enter Slide 2 Title Here

  • Enter Slide 3 Title Here

Selasa, 01 Oktober 2013

Sejarah Perkeretaapian Indonesia

Sejarah Perkeretaapian


Tugu Lokomotif yang berada di depan Kantor Pusat PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum’at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh “Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij” (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada Hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen – Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang – Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA didaerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 – 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.
Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar – Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang – Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak – Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA disana.
Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm dibeberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 – 1943) sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah – Cikara dan 220 km antara Muaro – Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro – Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro – Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam “Angkatan Moeda Kereta Api” (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya “Djawatan Kereta Api Republik Indonesia” (DKARI).
Ringkasan Sejarah Perkeretaapian Indonesia
  • Th. 1864 : Pertama kali dibangun Jalan Rel sepanjang 26 km antara Kemijen Tanggung oleh Pemerintah Hindia Belanda
  •  
  • 1864 s.d 1945 : Staat Spoorwegen (SS), Verenigde Spoorwegenbedrifj (VS), Deli Spoorwegen Maatschappij (DSM)
  • 1945 s.d 1950 : DKA
  • 1950 s.d 1963 : DKA – RI
  • 1963 s.d 1971 : PNKA
  • 1971 s.d.1991 : PJKA
  • 1991 s.d 1998 : PERUMKA
  • 1998 s.d.2010 : PT. KERETA API (Persero)
  • 2010 s.d sekarang : PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
  • Sumber: Bumn.go.id

Fungsi Batu Kerikil pada Rel Kereta Api

Fungsi Batu Kerikil pada Rel Kereta Api
Fungsi batu kerikil pada rel kereta api yang pertama adalah sebagai bantalan pemberat. Dengan adanya lapisan batu kerikil ini rel dapat tetap berdiri dengan stabil. Sehingga kereta api yang berjalan di atasnya pun dapat berjalan dengan baik.
Batu kerikil ini juga berfungsi untuk menyerap getaran (shock absorber) yang terjadi ketika kereta api tengah lewat. Sehingga goncangan yang terjadi ketika kereta api melintas dapat dikurangi. Dan rel kereta api pun tidak cepat rusak dan dapat digunakan untuk waktu yang lama.
Fungsi berikutnya yaitu untuk menahan dan memperlancar aliran air di saat hujan. Fungsi ini berperan untuk mencegah terjadinya pengikisan tanah atau erosi pada tanah di sekitar rel kereta api. Dimana bila hal ini terjadi maka dapat menyebabkan kecelakaan serius bagi kereta yang melintas seperti kereta anjlok dan yang lainnya.
Dan yang terakhir, batu kerikil juga berfungsi untuk menghambat tumbuhnya rerumputan di sekitar rel. Tumbuhnya rerumputan di sekitar rel dapat dapat secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan penggemburan tanah di bawahnya. Hal ini tentunya dapat membahayakan karena jika tanah di bawah rel tidak stabil maka akan dapat membahayakan perjalanan kereta api.
Mengapa di Beberapa Tempat Tidak Terdapat Kerikil
Seperti yang kita lihat pada beberapa tempat, ada posisi-posisi tertentu dimana di bawah rel kereta api tidak terdapat batu kerikil. Seperti rel kereta api yang terdapat di atas jembatan atau jalan raya, dimana tidak terdapat satu butir pun batu kerikil yang sangat berperan penting bagi keberadaan rel kereta api. Hal ini terjadi karena semua fungsi dari batu kerikil tadi sudah diambil alih fungsinya oleh mekanisme lain.
Pada jembatan kereta api, jembatan sudah dirancang khusus sedemikian rupa supaya dapat menahan getaran yang akan terjadi yang dihasilkan ketika kereta melintas. Demikian pun dengan rel kereta yang terdapat pada jalan raya, jalan aspal telah menggantikan peranan batu kerikil dengan baik. Sehingga pada tempat-tempat tersebut, tidak diperlukan lagi batu kerikil untuk diletakkan di bawah rel kereta api.
Sumber: BeritaUnik.com

Nomor Kereta On Gapeka 2013

Gapeka 2013

1 - 4 ABA
5 - 6 WILIS
7 - 8 LAWU
7F-8F LAWU FAKULTATIF
9 - 10 DWIPANGGA
9F-10F DWIPANGGA FAKULTATIF
11 - 12 SINDORO
13 - 14 MURIA
15 - 18 JATI
17F-18F JATI FAKULTATIF
19 - 30 PARAHYANGAN
31 - 32 GAJAYANA
33 - 34 BIMA
35 - 36 SEMBRANI
37 - 38 TURANGGA
39 - 42 TAKSAKA
43 - 44 BANGUNKARTA
45 - 46 PARCEL ONS
47 - 56 CIREBON EKSPRESS
57 - 60 HARINA
61F - 62F RAJAWALI
63 - 64 GUMARANG
65 - 68 LODAYA
69 - 72 PURWOJAYA
73 - 76 SANCAKA
77 - 80 MUTIARA TIMUR
85 - 86 MALABAR
87 - 88 MALIOBORO EKSPRESS
89 - 90 PARCEL
91 - 92 FAJAR UTAMA SEMARANG
93 - 94 MUTIARA SELATAN
95 - 96 SENJA UTAMA SOLO
97 - 98 FAJAR UTAMA YOGYAKARTA
99 - 100 SENJA UTAMA YK
101 - 104 SAWUNGGALIH
105 - 106 MAJAPAHIT
107 - 108 MENOREH
109 - 110 BOGOWONTO
111 - 112 GAJAHWONG
113 - 114 MATARMAJA
115 - 116 GBMS
117 - 118 BRANTAS
119 - 120 KERTAJAYA
121 - 122 PASUNDAN
123 - 124 KAHURIPAN
125 - 126 BENGAWAN
127 - 128 PROGO
129 - 132 LOGAWA
133 - 134 KUTOJAYA UTARA
135 - 138 SRI TANJUNG
139 - 140 TAWANG JAYA
141 - 144 SERAYU
145 - 146 KUTOJATA SELATAN
147 - 148 TEGAL ARUM
149 - 152 TAWANG ALUN
153 - 154 ARJUNA EKSPRESS
155F - 158F KELUD EKSPRESS
163 - 166 MADIUN JAYA EKSPRES
167 - 168 CEPU EKSPRESS
169 - 170 BLORA JAYA AC
171 - 178 KALIGUNG MAS
179 - 200 KRD PATAS BANDUNG RAYA
201F - 202F MADIUN JAYA EKONOMI
207 - 226 SRIWEDARI/PRAMEKS
231 - 232 BUMI GEULIS
233 - 236 BLORA JAYA NON-AC
238F - 241F BATHARA KRESNA
243F - 244F PANDANWANGI SMRG
245F - 246F BANYUBIRU
247F - 248F BUMI GEULIS
249 - 262 KOMUTER SUPOR
263 - 266 KOMUTER SULAM
267 - 270 KALIMAYA
275 - 278 RANGKAS JAYA
281, 283 PATAS MERAK
282, 284 BANTEN EKSPRES
285 - 286 PATAS PURWAKARTA
287 - 294 LOKAL PURWAKARTA
295 - 319 CEPAT RANGKAS
320 - 337 KRD EKONOMI BANDUNG RAYA
338 - 339 LOKALAN CIBATU (PWK- CB.pp)
340 - 343 LOKALAN CIANJUR (PDL - CJ.pp)
345 - 360 DHOHO
361 -373 PENATARAN
374 - 377 KRD BBT
376 - 375 KRD BJ
378 - 379 KRD KTS
387 - 392 AREK SUROKERTO
400-402/404/408/412/416A/418/420-424/429-436/439-452/455-464/467-476/480-486/489-500/505-508/513-516/525-526/531-540/547-548/551-554/557-608/611-617/619/621-622/625/629/631/633/634/639/641-642-647-648 KRL LINTAS BOO/DP-JAKK PP.
650/652/655-670/673-688/691-702/705-714/717-720/723-728/731-736/739-746/749-764/767-769/771-772/775-776 KRL LINTAS BKS-JAKK PP.
801-806/809-860/865-880/885-896/901-904/909-920/925-936/945-956/961-976/981-984/997-1004/1009-1030/1033-1036/1041-1044 KRL LINTAS BOO/DP-JNG PP.
1100/1102-1121/1123-1126/1129-1132/1135-1138/1141-1146/1151-1154/1157-1164/1167-1196 KRL LINTAS THB-SRP/PRP/MJ PP.
1401-1454 KRL LINTAS JAKK-KPB PP.
1455-1472/1475-1476/1479-1482 KRL LINTAS AK/THB-MRI PP.
1201A-1204A/1207A-1212A/1215A-1220A/1223A-1226A/1231A-1234A/1239A-1242A/1247A-1250A/1251A-1251A/1255A-1260A/1263A-1266A/1269A-1272A KRL LINTAS TNG-DU PP.

7001-7004 ARGO PARAHYANGAN TAMBAHAN
7005-7008 ARGO JATI TAMBAHAN
7009-7010 CIREBON EXPRESS TAMBAHAN
7011-7012 SEMBRANI TAMBAHAN
7013-7014 SANCAKA TAMBAHAN


1501 - 1502 JAKA LOG 1 BET-TPK
1503 - 1504 KONTAINER-JPT 1 KLM-TPK
1505 - 1506 LOGISTIK BET-TPK
1507 - 1508 KONTAINER-JPT 2 KLM-TPK
1509 - 1510 KONTAINER-BKE SBI-JAKG
1511 - 1512 PETIKEMAS KLM-TPK
1513 - 1514 JAKA LOG 2 BET-TPK
1515F - 1516F BARANG CEPAT SBI-KPB
1517 - 1518 PETIKEMAS KLM-TPK
1521 - 1526 PETI KEMAS GDB - TPK
1600 - 1607 KETEL MA-TG
1609 - 1610 KETEL RWL-MN
1611F - 1612F KETEL BET-MN
1613 - 1616 KETEL BET-MLK
1617F - KETEL BET - BG
1618F - 1626F SIMUT MLK - BG / BG - BET
1700 - 1701 SEMEN HOLCIM KRL-LPN
1702 - 1703 SEMEN HOLCIM KRL-SLO
1704 - 1705 SEMEN HOLCIM KRL-SR
1741F - 1742F PUPUK PETRO GRESIK KLM-BW
1739F - 1740F SEMEN GRESIK BBT - SMC
1734F - 1735F - 1738F SEMEN GRESIK BBT - GBN - SLO - KYA
1728F - 1729F - 1732F SEMEN GRESIK BBT - GBN - SLO - LPN
1727F - 1730F - 1731F SEMEN GRESIK BBT - GBN - SLO - LPN
1537F - 1540F GARUDA FOOD LEC - WO - MR - LMB
1531F - 1532F LOGISTIK-II BET - SBI - LMB
1533F - 1535F LOGISTIK-IV KLM - KPB
1651 - 1658 BARANG ANGKUTAN BATU BARA PAGI (BKS-CGD.pp)
1659 - 1662 BARANG ANGKUTAN BATU BARA MALAM (BKS-CGD.pp)
1663 - 1668 BARANG ANGKUTAN CONTAINER DAN BAJA COIL (CGD - TPK.pp)
Sumber: Sensus Lokomotif Today

Jalur Kereta Api Indonesia 1876-1925

Perkembangan Jalur Kereta Api di Indonesia 1876-1925
Sejak tahun 1876 hingga 1925 telah dibangun jalur rel sebagi berikut
Jalur Pertama 1876
Kemijen - Tanggung 26 km (Semarang)
Tahun 1888
Batavia - Bogor - Sukabumi - Bandung
Batavia - Tanjung Priok dan Batavia - Bekasi
Cilacap - Kutoatjo - Yogya - Solo - Madiun - Sidoarjo - Surabya
Kertosono - Kediri - Blitar
Sidoarjo - Malang dan Bangil - Pasuruan - Probolinggo
Solo - Purwodadi - Semarang dan Semarang - Rembang
Tegal - Balapulang
Tahun 1899
Batavia - Rangkasbitung
Bekasi - Krawang
Cicalengka - Cibatu (Garut) - Tasikmalaya - Maos - Banjarnegara
Cirebon - Semarang dan Semarang - Blora
Yogya - Magelang
Blitar - Malang dan Krian - Surabaya
Sebagian jalur Madura
Tahun 1913
Rangkasbitung - Labuan dan Rangkasbitung - Anyer
Krawang - Cirebon dan Cikampek - Bandung
Pasuruan - Banyuwangi
Seluruh jaringan Madura
Blora - Bojonegoro - Surabaya
Tahun 1925
Sisa jalur Pulau Jawa
Elektrifikasi Jatinegara - Tanjung Priok
Elektrifikasi Batavia - Bogor:
Sumatra Selatan: Panjang - Palembang dan
Sumatera Barat: sekitar Sawahlunto dan Padang
Sumatera Utara: Tanjung Balai - Medan - Pematangsiantar; dan Medan - Belawan - Pangkalansusu.
Sulawesi: Makasar - Takalar dan rencana Makasar - Maros - Sinkang
Sulawesi Utara: rencana Manado - Amurang
Kalimantan: rencana Banjarmasin - Amuntai; dan rencana Pontianak - Sambas
Untuk Kalimantan dan Sulawesi tidak terlaksana karena baru akan dimulai dibangun tahun 1941 dan Perang Dunia II meletus.
Kereta Listrik di Indonesia tahun 1925
Kereta listrik baru dikenal pada tahun 1916 di Amerika Serikat (Milwaukee - Chicago) dan di Indonesia baru dimulai tahun 1921 untuk jalur Batavia - Bogor bahkan sampai Sukabumi.Kemudian direncanakan Jatinegara - Pasar Senen - Tanjung Priok; Tanjung Priok - Kota; Kota - Pasar Senan; dan Kota - Manggarai - Jatinegara. Selanjutnya Manggarai - Bogor.
Berbagai Lokomotif Uap di Indonesia
Di Indonesia pernah ada lokomotif uap dari berbagai jenis, antara lain:
Lokomotif Uap Tahun 1898: Seri B Bristol
Lokomotif Uap Tahun 1905: Seri C Birmingham
Lokomotif Uap Tahun 1920: Seri BB Manchester
Lokomotif Uap Tahun 1930: Seri CC Manchester
Lokomotif Uap Tahun 1954: Seri D54 Krupp Liepzig
Sumber: Wikipedia